Robert Salaam: Al-Quran Menjawab Pertanyaanku
KisahMuallaf.com
– Delapan tahun silam, Robert Salaam memutuskan untuk menjadi Muslim. Keputusan
itu dilalui melalui proses pencarian yang panjang. Kini, ia menjadi salah satu
pejuang Muslim AS yang bekerja keras meluruskan kesalahpahaman tentang Islam di
negeri kelahirannya.
Sebelum
menjadi Muslim, Robert begitu kagum dengan Al-Quran. Setiap membacanya, ia
merasa termotivasi untuk terus berpikir. Motivasi itu sangat membantunya untuk
menemukan Tuhan yang ia cari.
“Dalam
Al-Quran, umat Islam diminta untuk mengimani kitab-kitab dan Nabi terdahulu,
menyerukan kesabaran, kesimbangan, dan doa,” kenang dia.
Setiap
membaca Al-Quran, ia seperti berbicara langsung dengan Yang Maha Kuasa, tanpa
perlu melalui pihak ke-3 atau ke-4. Untuk setiap pertanyaan dalam dirinya,
Al-Quran selalu memberikan jawaban. Al-Quran sendiri bahkan memberikan
pertanyaan padanya.
“Al-Quran
benar-benar kitab diskusi,” kata dia.Apa yang ia baca membuatnya bingung. Ia seperti linglung untuk
melakukan sesuatu. Disatu sisi, ia percaya teks tersebut dan ingin menjadi
bagian dari Al-Quran.
Di sisi lain,
terlalu banyak kekerasan. Padahal, apa yang dibacanya sama dengan pihak-pihak
yang melakukan kekerasan. Tapi itu tidak serta-merta menghalanginya untuk lebih
dalam mengkaji Al-Quran.
“Saya juga
heran, darimana mereka mendapatkan pembunuhan dan intoleransi. Saya mencintai
Tuhan, manusia dan perdamaian. Saya percaya seluruh umat manusia diminta
mengasihi setiap orang bukan memilih kelompok,” kata
dia.
Pemikiran itu
menambah kegundahan Robert. Apalagi, ia dibesarkan dalam keluarga dengan
tradisi Kristen yang kuat.
Kakeknya seorang pendeta. Ia menyadari apa
yang dilakukannya ini akan membuatnya merasa bersalah.
Tapi, ia
percaya Islam merupakan jalan kebenaran, seperti halnya Yahudi dan Kristen.
Hanya saja jalan itu berbeda-beda. “Saya hanya bisa menyerahkan
keputusan ini kepada Tuhan. Saya percaya Dia tahu apa yang terbaik bagi
umatnya,” kenang dia.
Seminggu
setelah tragedi 9/11, ia memutuskan untuk menjadi Muslim. Banyak hal yang
berubah dalam hidupnya. Identitasnya, tradisi yang selama ini jalani berubah
total. Itulah kehebatan iman. Jika kita percaya, maka kita akan mampu
menghadapi apapun, kata dia.
Memang,
banyak yang mempertanyakan kesetiannya kepada negara dan masyarakat. Tapi ia
tidak peduli. Ia merasa bangga menjadi Muslim. Namun, ada tugas berat di
pundaknya. Masih banyak warga AS yang membenci Islam dan Muslim.
Satu kekuatan
dalam dirinya, umat Islam AS tetap mempertahankan iman dan diri mereka sendiri.
Ia hanya bisa berdoa. Kelak, warga AS akan menghargai perbedaan. “Saya selalu
berdoa agar umat Islam dapat mengatasi prasangka dan warga AS mau bekerjasama
dengan umat Islam. Saya berdoa agar umat Islam dan warga AS bersama-sama
melawan radikalisme dan ekteremis,” kata dia.
Ia juga
berdoa agar warga AS menghargai perbedaan. Seperti yang dikatakan dalam
Al-Quran surah Al-Hujurat ayat 13, yang mengatakan sesungguhnya Allah Subhanahu
Wa Ta’ala menciptakan manusia dari seorang laki-laki dan seorang
perempuan dan menjadikannya berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya saling
kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara manusia di sisi
Allah Subhanahu Wa Ta’ala ialah orang yang paling bertakwa.
“Sesungguhnya
Allah Subhanahu Wa Ta’ala Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal,” tutup dia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar