Kamis, 24 Januari 2013

Laurence Brown, “Tuhan, Jika Engkau Ada, Sembuhkan Putri Saya”


Laurence Brown, “Tuhan, Jika Engkau Ada, Sembuhkan Putri Saya”

Musim dingin 1990, putri kedua Laurence Brown lahir. Tapi putrinya mengalami gangguan kesehatan yang serius, terjadi penyempitan di lengkungan pembuluh darah aortanya, sehingga peredaran darah bayinya tidak lancar. Brown menyaksikan bagaimana tubuh puteri mungilnya membiru dari bagian dada sampai ujung kaki dan harus dirawat di ruang perawatan intensif untuk bayi yang baru lahir. Sebagai seorang dokter bedah, Brown sangat paham tindakan medis apa yang akan dilakukan dokter terhadap putrinya. Tak ada jalan lain selain melakukan pembedahan darurat di bagian dada, meski tindakan medis itu tidak memberikan peluang besar bagi puterinya untuk bertahan hidup.
Ketika konsultan ahli bedah kardio-toraks yang akan menangani putrinya datang, perasaan Brown campur aduk antara sedih dan takut. “Tidak ada teman kecuali rasa takut, dan tidak tempat untuk berbagi kesedihan sementara saya menunggu hasil pemeriksaan konsultan itu. Saya lalu pergi ke ruangan tempat berdoa di rumah sakit dan duduk bersimpuh,” ujar Brown menceritakan kekalutan hatinya saat itu.
Ia mengakui, itulah kali pertama dalam hidupnya ia berdoa dengan tulus dan sungguh-sungguh. “Sebagai seorang atheis, saat itulah pertama kalinya saya, dengan setengah hati, mengakui Tuhan. Saya katakan setengah hati, bahkan dalam situasi panik itu, saya tidak sepenuhnya meyakini Tuhan. Saya cuma berdoa dengan sikap skeptis. Tuhan, jika Tuhan itu memang ada, Tuhan akan menyelamatkan putri saya, saya berjanji akan mencari dan mengikuti agama yang paling menyenangkan hati-Nya,” tutur Brown.
Sekitar 10 sampai 15 menit kemudian, Brown kembali ke ruang perawatan intensif putrinya dan sangat kaget mendengar penjelasan konsultan bedah yang mengatakan bahwa putrinya akan baik-baik saja. Perkataan konsultan itu terbukti, dalam waktu dua hari, kondisi bayi perempuan Brown menunjukkan kemajuan tanpa harus diberi obat-obatan dan menjalani pembedahan. Bayi perempuan Brown yang diberi nama Hannah itu selanjutnya tumbuh dengan normal seperti anak-anak lainnya.



Setelah putrinya dinyatakan sehat, sekarang giliran Brown yang harus memenuhi janjinya di depan Tuhan, saat ia berdoa memohon keselamatan Hannah. Ia mengatakan, sebagai seorang atheis, mudah bagi Brown untuk membangun kembali ketidakpercayaannya akan eksistensi Tuhan, dan menyerahkan pemulihan putrinya pada dokter dan bukan pada Tuhan. Tapi Brown tidak melakukan itu. “Dalam perjanjian itu, Tuhan sudah menunjukkan kebaikannya, dan saya merasa juga harus melakukan hal yang sama. Tuhan sudah mengabulkan doa saya,” tukas Brown.
Selama beberapa tahun Brown berusaha memenuhi “perjanjian”nya dengan Tuhan. Tapi ia merasa gagal menemukan agama ingin ia peluk. Brown mempelajari Yudaisme, beragam aliran Kristen, tapi tidak pernah merasa bahwa ia telah menemukan kebenaran. “Selama beberapa waktu, saya mendatangi berbagai gereja aliran Kristen. Yang paling lama, saya ikut jamaah gereja Katolik Roma, tapi saya tidak pernah secara resmi memeluk agama itu,” tutur Brown.





Ia mengaku tidak pernah bisa memilih agama Kristen karena alasan sederhana; ia tidak bisa menemukan kesesesuaian ajaran alkitab tentang Yesus dengan ajaran dari berbagai sekte Kristen lainnya. Karena tak menemukan agama yang sesuai dengan hatinya, Brown akhirnya memilih berdiam diri di rumah dan banyak membaca. Di masa-masa itulah, Brown mengenal Al-Quran dan buku biografi Nabi Muhammad Saw. yang ditulis oleh Martin Lings, berjudul “Muhammad, His Life Based on Earliest Sources”.
Dari Al-Quran yang dibacanya, Brown menemukan bahwa kitab suci umat Islam itu mengajarkan bahwa Tuhan itu hanya satu, dan nabi-nabi seperti Nabi Musa dan Yesus (Nabi Isa) juga mengajarkan tentang keesaan Tuhan. Sebuah konsep berbeda yang pernah ia tahu dalam ajaran agama Yudaisme dan Kristen yang pernah dipelajarinya bertahun-tahun. Setelah membaca buku biografi Nabi Muhammad Saw. Brown juga mulai meyakini bahwa Nabi Muhammad adalah nabi terakhir.
“Tiba-tiba saja semuanya seperti masuk akal, seiring dengan keyakinan yang tumbuh itu. Kontinuitas rantai kenabian, turunnya wahyu, hanya satu Tuhan yang Mahabesar, dan lengkapnya wahyu-wahyu Allah dalam Al-Quran, tiba-tiba menimbulkan rasa yang sempurna. Inilah yang membuat saya kemudian menjadi seorang Muslim,” papar Brown.
Sampai sekarang, sudah 10 tahun Laurence Brown menjadi seorang muslim. Selama itu, ia belajar satu hal, bahwa “Di luar sana banyak orang yang lebih cerdas dan pandai dibandingkan dirinya, tapi orang-orang itu tidak mampu mengetahui kebenaran Islam,” ujar Brown.
“Yang terpenting bukan seberapa pintar seseorang, tapi sebuah pencerahan seperti yang ditegaskan Allah bahwa mereka yang percaya agama Allah, tetap akan tidak percaya, meski jika diberi peringatan akan dosa jika menolak keberadaan Allah. Jika demikian, Allah juga akan mengabaikan mereka dan menjauhkan mereka dari kebenaran-Nya …”
“Karenanya, saya bersyukur pada Allah yang telah memberi petunjuk, dan saya memperkuat petunjuk itu dengan satu formula yang sederhana; mengakui adanya Tuhan, menyembah hanya Allah semata, dengan sungguh-sungguh berjanji untuk mencari dan mengikuti kebenaran ajaran-Nya, lalu menerima hidayah-Nya,” tandas Brown.

Robert Salaam: Al-Quran Menjawab Pertanyaanku


Robert Salaam: Al-Quran Menjawab Pertanyaanku

                       
KisahMuallaf.com – Delapan tahun silam, Robert Salaam memutuskan untuk menjadi Muslim. Keputusan itu dilalui melalui proses pencarian yang panjang. Kini, ia menjadi salah satu pejuang Muslim AS yang bekerja keras meluruskan kesalahpahaman tentang Islam di negeri kelahirannya.
Sebelum menjadi Muslim, Robert begitu kagum dengan Al-Quran. Setiap membacanya, ia merasa termotivasi untuk terus berpikir. Motivasi itu sangat membantunya untuk menemukan Tuhan yang ia cari.
“Dalam Al-Quran, umat Islam diminta untuk mengimani kitab-kitab dan Nabi terdahulu, menyerukan kesabaran, kesimbangan, dan doa,” kenang dia.
Setiap membaca Al-Quran, ia seperti berbicara langsung dengan Yang Maha Kuasa, tanpa perlu melalui pihak ke-3 atau ke-4. Untuk setiap pertanyaan dalam dirinya, Al-Quran selalu memberikan jawaban. Al-Quran sendiri bahkan memberikan pertanyaan padanya.
“Al-Quran benar-benar kitab diskusi,” kata dia.Apa yang ia baca membuatnya bingung. Ia seperti linglung untuk melakukan sesuatu. Disatu sisi, ia percaya teks tersebut dan ingin menjadi bagian dari Al-Quran.
Di sisi lain, terlalu banyak kekerasan. Padahal, apa yang dibacanya sama dengan pihak-pihak yang melakukan kekerasan. Tapi itu tidak serta-merta menghalanginya untuk lebih dalam mengkaji Al-Quran.
“Saya juga heran, darimana mereka mendapatkan pembunuhan dan intoleransi. Saya mencintai Tuhan, manusia dan perdamaian. Saya percaya seluruh umat manusia diminta mengasihi setiap orang bukan memilih kelompok,” kata dia.
Pemikiran itu menambah kegundahan Robert. Apalagi, ia dibesarkan dalam keluarga dengan tradisi Kristen yang kuat. Kakeknya seorang pendeta. Ia menyadari apa yang dilakukannya ini akan membuatnya merasa bersalah.
Tapi, ia percaya Islam merupakan jalan kebenaran, seperti halnya Yahudi dan Kristen. Hanya saja jalan itu berbeda-beda. “Saya hanya bisa menyerahkan keputusan ini kepada Tuhan. Saya percaya Dia tahu apa yang terbaik bagi umatnya,” kenang dia.
Seminggu setelah tragedi 9/11, ia memutuskan untuk menjadi Muslim. Banyak hal yang berubah dalam hidupnya. Identitasnya, tradisi yang selama ini jalani berubah total. Itulah kehebatan iman. Jika kita percaya, maka kita akan mampu menghadapi apapun, kata dia.
Memang, banyak yang mempertanyakan kesetiannya kepada negara dan masyarakat. Tapi ia tidak peduli. Ia merasa bangga menjadi Muslim. Namun, ada tugas berat di pundaknya. Masih banyak warga AS yang membenci Islam dan Muslim.
Satu kekuatan dalam dirinya, umat Islam AS tetap mempertahankan iman dan diri mereka sendiri. Ia hanya bisa berdoa. Kelak, warga AS akan menghargai perbedaan. “Saya selalu berdoa agar umat Islam dapat mengatasi prasangka dan warga AS mau bekerjasama dengan umat Islam. Saya berdoa agar umat Islam dan warga AS bersama-sama melawan radikalisme dan ekteremis,” kata dia.
Ia juga berdoa agar warga AS menghargai perbedaan. Seperti yang dikatakan dalam Al-Quran surah Al-Hujurat ayat 13, yang mengatakan sesungguhnya Allah Subhanahu Wa Ta’ala menciptakan manusia dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikannya berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara manusia di sisi Allah Subhanahu Wa Ta’ala ialah orang yang paling bertakwa.
“Sesungguhnya Allah Subhanahu Wa Ta’ala Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal,” tutup dia.

manfaat rendah hati dari padi


Manfaat rendah hati dari padi


Zaman sekarang banyak yang sudah melupakan pentingnya sikap rendah hati sebagai kunci Utama dalam kehidupan, kebanyakan orang lebih suka menyombongkan kemampuannya bahkan malu untuk mengakui kesalahannya. 

Dulu sewaktu kecil banyak orang tua yang mengatakan bahwa kita ini harus belajar dari padi, semakin lama padi yang berisi akan merunduk, sedangkan yang tidak akan tegak berdiri. Ibarat padi begitulah juga manusia, manusia yang berilmu pasti akan merasa kurang akan ilmu yang dia miliki sehingga dia merasa tak berhak untuk menyombongkan diri sedangkan yang tidak akan merasa sok tahu agar dia mendapat pujian yang bersifat semu semata.

          Oke kawan blogger yang setia, sejenak renungkanlah apa manfaat sikap rendah hati bagi kehidupan kita? Dalam kehidupan ini rendah hati ibarat harta yang lebih berharga daripada segudang emas dan sebongkah berlian, dengan rendah hati seseorang bisa mengoreksi kesalahan-kesalahan yang telah dialami dan mau belajar kepada yang lebih mampu untuk membantunya, dan hal itu akan membuat keadaan menjadi lebih baik. Semua sikap-sikap mulia dalam perbuatan  diawali dari sikap rendah hati, tengoklah orang yang sabar, orang yang bijaksana pasti adalah orang yang rendah hati dulunya, jika ia tidak rendah hati maka ia pasti bukanlah seorang yang bijaksan dan sabar. 

        Karena jika seseorang tinggi hati maka ia akan mudah sekali untuk mengabaikan kepentingan orang lain dalam hidupnya dan memilih untuk terus membahagiakan tubuh dan dirinya sendiri saja, tentulah ia akan dibenci oleh orang lain juga. Saya juga teringat akan Koran yang pernah saya baca yang mengutip perkataan bos tjiwi kimia yang mengatakan bahwa dia pernah diceramahi oleh seorang sarjana magister yang baru lulus pascasarjana tentang strategi ke depan dan hal-hal yang yang harus dia lakukan agar usahanya dapat maju. Bos tjiwi kimia itu mendengarkan saja perkataan lulusan pascasarjana itu dan mengiyakannya. Dari sini dapat kita ambil pelajaran bahwa orang sukses itu jugalah harus mempunyai sikap yang rendah hati, bahkan harus mau mendengarkan dan memperhatikan perkataan orang lain yang derajatnya berada dibawah dia sekalipun.

         Jadi apa yang kita tunggu kawan belajarlah rendah hati mulai dari sekarang juga, kalau jika tidak, kapan lagi kebaikan itu akan ada pada diri kita, dan dari rendah hati inilah juga kita akan membangun bangsa Indonesia ini menjadi bangsa yang maju dan bermartabat di muka dunia. Akhir kata jika anda ingin sukses dan berguna belajarlah rendah hati sekarang juga dan haruslah ada aplikasinya juga di kehidupan nyata. Misalnya sebgai mahasiswa kita harus tekun belajar karena ketidakmempuan kita, oke semoga bermanfaat.

mengenali jiwa pemenang


Mengenali jiwa pemenang
Pribadi yang utuh adalah pribadi yang kenal akan dirinya sendiri. Mampu mengetahui kekurangan dan kelebihan yang dimilikinya. Untuk itu, kendalikanlah diri kita agar mudah dalam bertindak dan mengambil sikap.Begitu pula untuk mengenali jiwa pemenang .Seseorang yang mempunyai jiwa pemenang akan selalu bersikap tegas dan mampu bertindak dengan tepat dalam menyikapi suatu persoalan dalam hidup ini.
               Seseorang yang berjiwa pemenang biasanya mempunyai prinsip bahwa untuk mencapai kehidupan yang baik dalam ruang lingkup luas terlebih dahulu haruslah mengenali diri sendiri. Hal ini sejalan dengan ungkapan
‘’kenalilah diri sendiri sebelum mengenali lebih jauh tentang orang lain’’.

         Jiwa dan pribadi yang menang dapat mengendalikan keadaan bukannya dikendalikan oleh keadaan. Selalu dapat melihat kesempatan dalam sebuah masalah dan berusaha keras untuk dapat merebut kemenangan sepanjang hidup.
Orientasi para pemenang adalah memotivasi diri agar menemukan jati dirinya.Ia akan terus berjalan sesuai jalan sebenarnya dengan tujuan-tujuan yang positif. 
             Orang- orang yang berjiwa pemenang selalu percaya akan kemampuan dirinya. Mereka menyadari bahwa jalan menuju kesuksesan amatlah banyak.Beragam cara dapat dilakukannya untuk mencapai tujuan tersebut. Kita hanya perlu memiliki kesadaran tentang pentingnya bertindak ,bergerak, dan niat yang baik (positif) untuk menjadi pribadi yang menang.
            Coba kita perhatikan ungkapan berikut“ Winners actually see their before it happens” yang artinya para pemenang akan dapat melihat kemenangan mereka sebelum kemenangan mereka terwujud.Kalimat bijak itu memberikan satu berita baik bagi kita bahwa para pemenang biasanya selalu mempunyai gambaran sebelum kemenangan itu benar-benar menjadi kenyataan dengan usaha-usaha yang konkrit. Oleh Karena itu, jiwa pemenang akan selalu menatap masa depannya penuh dengan harapan-harapan. Berikut ini beberapa sikap yang biasanya dimiliki oleh sosok pribadi yang menang(winning personality).


berjiwa besar


Berjiwa Besar


           Orang berjiwa besar akan lebih dekat dengan pola pikir yang jernih, bersikap dingin, sabar, dan selalu mengambil manfaat dari apa yang didapatkannya. Apa yang telah menjadi ketentuan bagi dirinya selalu dihayati dan dievaluasi secara matang, untuk kemudian ditularkan sisi positifnya bagi orang lain.
            Berjiwa besar merupakan salah satu prinsip dari sikap orang yang memiliki mental pemenang. Ketahuilah bahwa manusia dilahirkan tidak untuk mengalami serangkaian kekalahan- kekalahan, tetapi untuk menuju sesuatu yang diimpikan sejak awal. Rahasia utama yang dapat mengantarkan seseorang pada cita-cita yang gemilang adalah mau melihat kenyataan, percaya diri (self confidence), dan memiliki jiwa besar. Jiwa besar dapat menjadikan kita tidak terbelenggu oleh keadaan hidup ini. Jiwa besar dapat membentukpribadi kita menjadi pribadi yang tangguh dan tidak mudah terjebak pada kemenangan yang bersifat sementara.

             Masalah  dan hidup adalah satu kesatuan yang saling mengisi di setiap kehidupan manusia. Manusia kan dinilai mampu menghadapi masalahnya jika ia mampu berbuat bijak dengan menganggap bahwa setiap masalah dalam hidup adalah sesuatu yang dapat memberikan tambahan pengetahuan tentang sesuatu yang lain.  Seseorang yang takluk dan menyerah dengan masalah- masalah yang menimpa hidupnya, secara tidak langsung membentuk pribadi yang lembek atau cemen. Tidak ada pemenang yang meraih kemenangannya tanpa melaui peperangan, baik secara fisik atau non fisik. Kemenangan hanya milik mereka yang mau mempertaruhkan segalanya, termasuk berani membentuk pola pikir positif, sikap rendah hati, dan jiwa yang besar.



mengidentifikasi tulisan kita


Mengidentifikasi tulisan kita
Ada banyak ragam jenis tulisan. Ada karya ilmiah, artikel populer, sastra, berita factual, dan lain-lain. Apapun jenisnya sebuah tulisan adalah sebuah karya intelektual, yang merupakan ekspresi dari ide penulisnya.
Saat akan menulis seyogyanya kita tidak perlu pusing memikirkan akan membuat tulisan jenis apa, tidak perlu rumit mengidentifikasi apa yang akan ditulis, toh belum ditulis. Tuliskan saja apa ide kita….!
Setelah menjadi sebuah tulisan, barulah kita bisa mengidentifikasi jenis karya kita. Cukup sampai disitu…? Terserah masing-masing kita.
Bila kita punya tujuan yang jelas dalam menulis, tentu saja selesai menulis kita akan mengevaluasi pencapaian kita. Bila tujuan kita hanya menulis, asal menulis, seperti apapun kualitas karya kita sudah mencapai apa yang kita tuju. Tetapi, bila tujuan kita menghasilkan karya tulis yang berkualitas dan bermanfaat untuk pembacanya, kita harus melanjutkan prosesnya menuju tujuan itu, bukan sekedar menyelesaikan sebuah tulisan, proses berkelanjutan.
Apa pentingnya identifikasi jenis karya tulis kita?
Sangat penting, karena tanpa tahu apa jenis karya tulis kita besar kemungkinan kita mengalami kesalahan arah dalam melakukan proses peningkatan kualitas tulisan. Karena setiap jenis tulisan akan berada pada ‘kamar’ yang berbeda. Tapi, sekali lagi saya ingatkan, identifikasi hanya dilakukan pada ide yang sudah tertulis atau sudah dalam bentuk karya tulis, bukan saat masih dalam bentuk ide di kepala atau belum dituliskan.
Langkah terbaik dalam meningkatkan kualitas sebuah karya adalah dengan melakukan evaluasi terus menerus. Evaluasi karya kita yang paling efektif adalah dengan melibatkan orang lain, baik langsung maupun tidak langsung. Melibatkan orang lain secara langsung dalam evaluasi karya kita adalah dengan menanyakan dan meminta saran kepada mereka. Evaluasi karya kita dengan melibatkan orang lain secara tidak langsung adalah dengan membaca karya mereka dan berusaha membandingkannya. Di sinilah letak pentingnya identifikasi karya kita, agar kita tidak salah memilih orang dalam melakukan evaluasi.
Bagaimana jadinya bila meminta kritik dan saran kepada seorang sastrawan tentang karya tulis ilmiah kita, atau sebaliknya? Mungkin orang tersebut mau mengkritik dan memberi saran, tapi apakah saran mereka sesuai bagi peningkatan kualitas karya kita? Mungkinkah kita membandingkan tulisan artikel popular dengan tulisan dalam novel fiksi?

gambar dari fanabis.blogdetik.com
Identifikasi tulisan kita akan memudahkan mencari orang yang tepat untuk membantu meningkatkan karya tulis kita. Mengetahui jenis tulisan kita akan mempermudah mencari dan memutuskan membaca buku-buku yang tepat untuk menambah ilmu dan wawasan guna meningkatkan kualitas tulisan kita.
Wah…Berarti harus belajar mengidentifikasi jenis tulisan dong? Benar, tapi tidak perlu berpikir terlalu rumit. Perbanyak saja membaca buku, membaca tulisan di media cetak maupun digital, yang banyak direkomendasikan. Kita tidak perlu tahu dengan detil jenis tulisan kita. Dengan banyak membaca kita pasti akan mudah mengenali tulisan-tulisan bagus yang sejenis dengan tulisan kita, tinggal kita bandingkan atau kita temui penulisnya.

kekuatan berpikir positif


Kekuatan Berpikir Positif
        Berpikir positif merupakan sikap mental yang melibatkan proses memasukan pikiran-pikiran, kata-kata, dan gambaran-gambaran yang konstruktif (membangun) bagi perkembangan pikiran anda. Pikiran positif menghadirkan kebahagiaan, sukacita, kesehatan, serta kesuksesan dalam setiap situasi dan tindakan anda. Apapun yang pikiran anda harapkan, pikiran positif akan mewujudkannya. Jadi berpikir positif juga merupakan sikap mental yang mengharapkan hasil yang baik serta menguntungkan.
Tidak semua orang menerima atau mempercayai pola berpikir positif. Beberapa orang menganggap berpikir positif hanyalah omong kosong, dan sebagian menertawakan orang-orang yang mempercayai dan menerima pola berpikir positif. Diantara orang-orang yang menerima pola berpikir positif, tidak banyak yang mengetahui cara untuk menggunakan cara berpikir ini untuk memperoleh hasil yang efektif. Namun, dapat dilihat pula bahwa semakin banyak orang yang menjadi tertarik pada topik ini, seperti yang dapat dilihat dari banyaknya jumlah buku, kuliah, dan kursus mengenai berpikir positif. Topik ini memperoleh popularitas dengan cepat.
Kita sering mendengar orang berkata: “Berpikirlah positif!”, yang ditujukan bagi orang-orang yang merasa kecewa dan khawatir. Banyak orang tidak menganggap serius kata-kata tersebut, karena mereka tidak mengetahui arti sebenarnya dari kata-kata tersebut, atau menganggapnya tidak berguna dan efektif. Berapa jumlah orang yang anda kenal, yang memiliki waktu untuk memikirkan kekuatan dari berpikir positif?
               

Cerita berikut mengilustrasikan bagaimana kekuatan berpikir positif bekerja:

Beno mengajukan lamaran kerja, namun kepercayaan dirinya rendah, dan dia menganggap dirinya gagal dan tidak layak memperoleh kesuksesan, ia merasa yakin bahwa ia tidak akan memperoleh pekerjaan tersebut. Ia memiliki pikiran negatif terhadap dirinya sendiri, dan percaya bahwa calon pegawai yang lain lebih baik dan lebih memenuhi syarat dibandingkan dirinya. Beno memperoleh sikap ini karena pengalaman buruk yang ia peroleh dari wawancara pekerjaan yang telah ia ikuti sebelumnya.
Pikirannya dipenuhi dengan pikiran-pikiran negatif dan rasa takut atas pekerjaan tersebut selama satu minggu penuh sebelum ia akan diwawancara. Ia yakin ia akan ditolak. Pada hari wawancara ia bangun terlambat, rasa takutnya menjadi kenyataan. Ia mendapati kemeja yang akan ia kenakan kotor, dan kemejanya yang lain harus disetrika. Dan karena ia sudah terlambat, ia memutuskan untuk mengenakan kemeja yang kusut.
Selama wawancara, ia merasa tegang, menunjukkan sikap negatif, khawatir mengenai kemejanya, dan merasa lapar karena ia tidak memiliki cukup waktu untuk sarapan. Semua hal ini menyebabkan pikirannya teralihkan dan sulit baginya untuk fokus pada wawancara. Sikapnya secara keseluruhan menimbulkan kesa yang buruk, dan sebagai akibatnya rasa takutnya menjadi kenyataan dan tidak memperoleh pekerjaan tersebut.
Budi juga mengajukan lamaran atas pekerjaan yang sama, namun ia menyikapinya secara berbeda. Ia merasa yakin bahwa ia akan memperoleh pekerjaan tersebut. Satu minggu sebelum wawancara, ia sering memvisualisasikan dirinya memperoleh pekerjaan tersebut.
Malam hari sebelum wawancara, ia menyiapkan pakaian yang akan ia kenakan dan tidur lebih awal dari biasanya. Pada hari wawancara, ia bangun lebih awal dari baiasanya, sehingga ia memiliki cukup waktu untuk sarapan, lalu tiba di tempat wawancara sebelum jadwal.
Ia memperoleh pekerjaan tersebut karena ia berpikir positif terhadap hal-hal yang ia lakukan. Tentunya ia juga memenuhi persyaratan untuk memperoleh pekerjaan tersebut, sama halnya dengan Beno.
Apa yang bisa kita pelajari dari dua cerita tersebut? Apakah ada sihir yang digunakan dalam cerita tersebut? Tidak, semuanya merupakan hal yang alami. Jika kita memiliki sikap yang positif, sikap-sikap tersebut akan menghasilkan perasaan-perasaan yang positif, gambaran-gambaran yang konstruktif, dan kita akan melihat dalam mata pikiran kita apa yang kita inginkan. Hal ini akan memberikan pencerahan, lebih banyak kekuatan, dan kebahagiaan. Diri anda juga akan memancarkan kebaikan, kebahagiaan, dan kesuksesan. Bahkan pikiran positif juga akan memberikan beragam manfaat bagi kesehatan anda. Kita berjalan tegak dan suara kita lebih berwibawa.Bahasa tubuh kita menunjukkan perasaan kita.

                   
Pikiran Positif dan Negatif Menular
Setiap dari kita mempengaruhi orang-orang yang kita temui, baik secara langsung maupun tidak langsung. Hal ini terjadi secara naluriah, dalam pikiran bawah sadar anda, yang terpancar melalui pikiran dan perasaan, serta bahasa tubuh kita. Orang di sekeliling kita dapat merasakan aura kita dan dipengaruhi oleh pikiran kita, juga sebaliknya. Wajarkah jika kita ingin berada di sekitar orang-orang yang positif dan menghindari orang-orang yang negatif? Orang lebih tergerak untuk membantu kita jika kita bersikap positif, dan mereka tidak menyukai dan menghindari siapapun yang bersikap negatif.
Pikiran-pikiran, kata-kata, dan sikap negatif akan menghasilkan mood serta tindakan yang negatif dan tidak menyenangkan. Semua hal ini akan berujung pada kegagalan, frustrasi, dan kekecewaan

diri sendiri


Kemampuan Mengenali Diri Sendiri

Banyak orang dengan mudah mengenali orang lain, tetapi ternyata tidak berhasil mengenali dirinya sendiri. Untuk mengenali diri sendiri memerlukan bantuan orang lain atau alat yang bisa dipergunakan. Apakah baju yang  sedang dikenakan pantas atau cocok, seseorang bisa bertanya kepada orang lain yang sedang berada di dekatnya. Atau kalau tidak ada orang, akan melihat melalui kaca. Mengenali diri sendiri tidak semudah mengenal orang lain.

Oleh karena itu, siapapun sedemikian mudah menemukan kesalahan orang lain, tetapi tidak gampang melihat kesalahan diri sendiri. Akibatnya, banyak orang menganggap bahwa orang lain selalu salah, kurang, dan tidak ada benarnya. Begitu pula sebaliknya, dirinya selalu diangaggap paling benar. Betapa sulitnya mengenal diri sendiri itu, hingga ada hadits nabi yang mengatakan bahwa siapa saja yang berhasil mengenal dirinya, maka akan bisa mengenal Tuhannya. Man arafa nafsahu faqod arafa rabbahu.